Pada zaman dahulu ada
seorang wanita yang hidup di sebuah desa terpencil, dia ingin pergi kerja ke
kota agar dia dapat mengoprasi wajahnya dan menjadi orang yang sukses. Kemudian dia mengutarakan keinginannya untuk kerja di kota
kepada kedua orang tuanya, tapi keinginannya tersebut di tolak oleh kedua orang tuanya dikarenakan
sang ibu dan sang ayah sanga menyayangi dia karena hanyalah dia yang mereka
punya. Setelah mendengar
kata kedua orang tuanya yang menolak keinginannya dia pun menangis, tapi tak
berapa lama kemudian ibunya datang menghampiri dia. Dan tiba-tiba ibunya mengatakan “Kamu boleh pergi ke kota nak, Asalkan kamu harus kembali lagi
kesini dan janganlah kau lupakan ibumu dan ayahmu karena ibu dan ayahmu sangat
menyayangimu nak.”
Mendengar perkataan ibunya dia pun
tersenyum sambil
menangis, tiba-tiba wanita itupun berkata “ Iya bu, saya juga sangat menyayangi
ibu dan ayah dan pasti saya akan pulan segera kalau saya sudah sukses bu” Dan pagi harinya dia
bersiap-siap untuk pergi ke kota, dia pun berpamitan dengan ayah dan ibunya. Di tengah perjalanan yang lama dan melelahkan dia istirahat
di sebuah rumah, dan dia pun membayangkan, “ Andai
ku bisa membangun rumah mewah dan dapat mengoprasi wajah ku yang biasa menjadi
luar biasa ini.” Tiba-tiba di tengah-tengah hayalannya datanglah seorang nenek tua menghampirinya, dan bertanya “kenapa nak
kamu tersenyum sendiri?”
“Saya sedang membayangkan andaikan saja ku bisa sukses di kota dan dapat mengoprasi wajahku ini”, kata dia. Dan nenek itu mengeluarkan jam kecil dari kantongnya, kemudian nenek itu berkata “Kamu tinggal putar jam itu sesuai dengan putaran jarum jam, bila kamu ingin segera meraih cita-citamu”.
“Baik nek”, kata wanita tadi.
Kemudian tak berapa lama dia memutar jam tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan nenek tadi. Dan tiba-tiba dia bisa bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta dan tinggal bersama kedua orang tuanya dengan hidup yang serba berkecukupan. Akan tetapi dia tak puas dengan lamanya waktu yang di perlukan agar bisa mengoprasi wajahnya.
“Saya sedang membayangkan andaikan saja ku bisa sukses di kota dan dapat mengoprasi wajahku ini”, kata dia. Dan nenek itu mengeluarkan jam kecil dari kantongnya, kemudian nenek itu berkata “Kamu tinggal putar jam itu sesuai dengan putaran jarum jam, bila kamu ingin segera meraih cita-citamu”.
“Baik nek”, kata wanita tadi.
Kemudian tak berapa lama dia memutar jam tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan nenek tadi. Dan tiba-tiba dia bisa bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta dan tinggal bersama kedua orang tuanya dengan hidup yang serba berkecukupan. Akan tetapi dia tak puas dengan lamanya waktu yang di perlukan agar bisa mengoprasi wajahnya.
Karena ia tidak
sabaran kemudian dia kembali memutar jam
tersebut, dan wajahnya pun menjadi cantik. Lagi-lagi dia kurang puas dengan
wajahnya yang sudah
cantik itu, dan kembali dia memutar jam kecil
pemberian dari nenek-nenek yang pernah dia temui sekali lagi. Tapi setelah
memutar jamnya dia mendapati wajahnya yang semula cantik jelita menjadi tua dan
keriput. Dan dia pun menyesal dengan keadaan dia sekarang. Kemudian dia kembali
menemui nenek-nenek yang memberi dia jam di
tempat di mana dia bertemu. Tapi dia tak bisa melihat
nenek tersebut karena nenek itu telah lama meninggal.
Dia pun hanya bisa menyesal dan menangisi nasibnya karena serakah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar