1. Kerajaan Islam di Maluku.
Islam masuk di Maluku dibawa
oleh muballigh dari Jawa sejak zaman Sunan Giri dan dari Malaka. Raja
Maluku yang pertama masuk Islam adalah Sultan Ternate bernama Marhum
pada tahun 1465-1486 M, atas pengaruh Maulana Husain, saudagar dari
Jawa. Raja Maluku yang terkenal di bidang pendidikan dan dakwah islam
ialah Sultan Zainul Abidin, tahun 1486-1500 M. Dakwah Islam di Maluku
menghadapi dua tantangan, yaitu yang datang dari orang-orang yang masih
animis dan dari orang Portugis yang mengkristenkan penduduk Maluku.
Sultan Sairun adalah tokoh yang paling keras melawan orang Portugis dan
usaha Kristenisasi di Maluku ialah Fransiscus Zaverius tahun 1546 M. ia
berhasil mengkhatolikkan sebagian dari penduduk Maluku.
Ketika
bangsa Belanda yang beragama Kristen Protestan datang di Indonesia,
mulai pula usaha memprotestankan penduduk Indonesia pada awal abad 17 M
(tahun 1600 M)
Dua golongan Nasrani itu dapat bersatu di
Indonesia, hanya untuk menghadapi Islam. Sedangkan di Eropa, pada zaman
itu, terjadi peperangan hebat yang cukup lama antara Belanda melawan
Portugis. Pemerintah Belanda berhasil memprotestankan rakyat Indonesia
secara missal di daerah Batak, Manado, dan Ambon. Sedangkan Katholik
berhasil di daerah Nusa Tenggara Timur yang mendapat pengaruh dari
Portugis di Timor-Timur.[7]
2. Kerajaan Islam di Kalimantan
Islam
mulai masuk di Kalimantan pada abad ke 15 M dengan cara damai, dibawa
oleh Muballigh dari Jawa. Sunan Bonang dan Sunan Giri masing-masing
mempunyai santri-santri dari Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.
Perkembangan Islam mulai mantap setelah berdirinya kerajaan Islam di
Bandar masih di bawah pimpinan Sultan Suriansyah tahun 1540 M bergelar
Pangeran Samudera dan dibantu oleh Patih Masih.
Pada tahun 1710
diKalimantanterdapat seorang ulama besar bernama Syekh Arsyad Al-Banjari
dari desa Kalampayan yang terkenal sebagai pendidik dan muballigh
besar. Pengaruhnya meliputi seluruhKalimantan(Selatan, timur dan Barat)
Ia menulis kitab-kitab agama, diantaranya yang terkenal:
Sabilul Muhtadin (dipelajari dihampir seluruh Indonesia sampai yang palin barat, Aceh)
Syarah Fathul Jawad
Tuhfatur Raghibin (terkenal di Sumatera Utara dan Aceh)
Ushuluddin
Tasawuf
Al-Nikah
Al-Faraid.
Pada
waktu kecil ia diasuh dan diangkat oleh Sultan Tahmilillah dan dikirim
untuk belajar ke Makkah dan Madianh selama 30 tahun. Ia wafat pada zaman
Sultan Sulaiman.
Sistem pengajian kitab agama di pesantren
Kalimantan sama dengan system pengajian kitab di pondok pesantren di
Jawa, terutama cara-cara menerjemahkannya kedalam bahasa daerah. Salah
seorang tokoh Islam yang masuk di Kalimantan Barat ialah Syarif
Abdurrahaman Al-Kadri dari Hadramaut pada tahun 1735 M dan menikah
dengan putra Dayak yang akhirnya mewarisi kerajaan di Kalimantan Barat
Pontianak.
Salah seorang pejuang Islam lain dari Kalimantan
Selatan ialah Pangeran Antasari lahir pada tahun 1790 M-!862 M, cucu
dari Pangeran Amir, putra Sultan Tahmidillah.[8]
3. Kerajaan Islam di Sulawesi
Kerajaan
yang mula-mula berdasarkan Islam adalah kerajaan Kembar Gowa Tallo
tahun 1605 M. Rajanya bernama I. Malingkaang Daeng Manyonri yang
kemudian berganti nama dengan Sultan Abdullah Awwalul Islam.
Pengaruh
raja Gowa dan Tallo dalam Islam sangat besar terhadap raja-raja kecil
lainnya. Diantara raja-raja itu sudah ada perjanjian yang berbunyi
sebagai berikut: “Barangsiapa yang menemukan jalan yang lebih baik, maka
ia berjanji akan memberitahukan kepada raja-raja yang menjadi
sekutunya”. Jalan disini berarti jalan hidup atau agama.
Diantara
ulama besar kelahiran Sulawesi sendiri ialah Syekh Maulana Yusuf yang
belajar di Makkah pada tahun 1644 M. ia pulang keIndonesiadan menetap di
Banten. Banyak santrinya datang dari Makasar, kemudian karena
memberontak, dibuang oleh Belanda ke SriLanka dan wafat di Afrika
Selatan. Jenazahnya dipulangkan ke Makasar dan dikubur disana. Ia
mengarang kitab Tasawuf dalam Bahasa Arab, Bugis, Melayu dan Jawa.
Dari
Sulawesi Selatan, agama Islam mengembang ke Sulawesi Tengah dan Utara.
Islam masuk daerahManadopada zaman Sultan Hasanudin, ke daerah Bolaang
Mangondow di Sulawesi Utara pada Tahun 1560 M, ke Gorontalo tahun 1612
M. buku-buku lama di Gorontalo di tulis dengan huruf Arab.
Agama
Islam yang telah kuat di Sulawesi Selatan itu menjalar masuk ke
Kepulauan Nusa Tenggara, yaitu ke Bima (Sumbawa) dan Lombok, agama Islam
ini dibawa oleh pedagang-pedagang Bugis. Sumbawa dikuasai kerajaan Gowa
pada tahun 1616 M.[9]
Sumber :http://afifahchen.wordpress.com/2011/07/22/sejarah-pendidikan-islam-di-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar